Total Tayangan Halaman

Senin, 20 Oktober 2014

PANTAI KUTA


Wisatawan dari dalam maupun luar negeri yang berkunjung ke Bali rasanya tidak puas jika tidak menyempatkan diri ke Pantai Kuta. Kalau kata orang-orang, belum ke Bali namanya kalau belum berkunjung ke Pantai Kuta. Tempat ini telah menjadi wisata andalan Pulau Bali sejak awal tahun 70-an. Saat saya berkunjung ke sana pun saya harus menghadapi kemacetan yang cukup panjang, karena memang sangat banyak wisatawan yang ingin berkunjung ke Pantai Kuta. Pantai Kuta itu sendiri merupakan sebuah tempat wisata yang berada di kabupaten Badung sebelah selatan Denpasar, Bali. 

Banyak wisatawan asing yang datang ke Pantai Kuta hanya untuk berjemur dan merasakan hangatnya sinar matahari disana. Setelah sore hari tiba, seluruh wisatawan dapat menikmati indahnya pemandangan matahari terbenam. Pantai Kuta memang sering disebut sebagai “Pantai Matahari Terbenam” (Sunset Beach) yang merupakan lawan dari Pantai Sanur. Ketika saya berkunjung ke sana pun saya sempat melihat pemandangan matahari terbenam yang terlihat sangat indah. 

Selain dikenal dengan sebutan Sunset Beach, Pantai Kuta juga terkenal dengan ombaknya yang cukup bagus untuk olahraga selancar (Surfing), terutama bagi peselancar yang masih pemula. Tidak heran saat saya berkunjung ke sana, sangat banyak wisatawan yang melakukan olahraga ini. Saya pun sempat ditawarkan untuk belajar berselancar, tetapi saya belum cukup tertarik atau lebih tepatnya masih takut untuk mencobanya.

Sebelum menjadi tempat wisata seperti sekarang ini, Kuta merupakan tempat yang dijadikan sebagai sebuah pelabuhan perdagangan. Pada abad ke-19, seorang pedagang Denmark yang bernama Mads Lange berkunjung ke Bali dan mendirikan basis perdagangan di Kuta. Keahliannya dalam bernegosiasi membuat ia dikenal sebagai pedagang yang terkenal antara raja-raja Bali dengan Belanda.
                                              Foto saya bersama Tyas di Pantai Kuta, Bali

Referensi:
http://id.m.wikipedia.org/wiki/Pantai_Kuta


KELEZATAN NASI GORENG




                                                                     Nasi Goreng Seafood


Masyarakat Indonesia pasti sudah tidak asing lagi dengan nasi goreng, karena nasi goreng merupakan masakan nasional Indonesia. Nasi goreng adalah sebuah menu makanan berupa nasi yang digoreng dan diaduk dalam minyak goreng ataupun margarin, biasanya ditambah dengan kecap manis, bawang merah, bawang putih, lada, garam, sambal, dan sebagainya. Selain itu, kita juga dapat menambahkannya dengan telur, ayam, sosis, bakso, sea food, dan sebagainya sesuai dengan selera kita. Pada tahun 2011, sebuah polling internet yang diadakan oleh CNN International dan diikuti oleh 35.000 orang menempatkan nasi goreng berada di peringkat kedua dalam daftar “50 Makanan Terlezat di Dunia” setelah rendang.

Menurut catatan sejarah, nasi sudah mulai ada sejak 4000 SM dan nasi adalah senuah bagian penting dari masakan tradisional Tionghoa. Kemudian nasi goreng tersebar ke Asia Tenggara yang dibawa oleh para perantau Tionghoa yang menetap di sana. Kemudian mereka menciptakan nasi goreng khas lokal yang didasarkan atas perbedaan bumbu dan cara menggorengnya. Nasi goreng sebenarnya muncul dari sifat dalam kebudayaan Tionghoa yang tidak suka makanan yang sudah dingin dan juga tidak suka membuang sisa makanan. Oleh karena itu, nasi yang sudah dingin itu mereka goreng untuk disantap lagi.

Nasi goreng merupakan salah satu makanan kesukaan saya, hampir di setiap tempat makan saya selalu memesan nasi goreng. Berbagai macam variasi nasi goreng sudah saya makan, seperti nasi goreng sea food, keju, telur, kambing, ayam, bakso, sosis, bahkan saya pernah makan nasi goreng yang dicampurkan dengan buah stroberi. Perpaduan rasa gurih dari nasi gorengnya yang bercampur dengan asamnya buah stroberi membuat rasa dari nasi goreng stroberi ini menjadi lezat dan unik. Selama ini kita mengenal nasi goreng selalu dicampurkan dengan kecap manis. Namun, sejak saya kecil nenek saya seringkali membuatkan saya nasi goreng putih. Ia hanya mencampurkan bawang merah, bawang, putih, cabai, dan garam ke dalam nasi gorengnya. Seringkali nenek saya juga menambahkan kacang polong ataupun berbagai macam variasi lainnya sesuai kreasinya.

Tahukah kalian? Ternyata nasi goreng adalah judul lagu Tante Lien, “Geef Mij Maar Nasi Goreng” (Berikan aku Nasi Goreng saja) yang direkam pada tahun 1979. Lagu ini mendemonstrasikan hubungan kuliner bersejarah antara Belanda dan Indonesia. Selain itu, juga mendeskripsikan betapa rindunya orang-orang keturunan Indo (Eurasia) yang menetap di Belanda dengan masakan Indonesia.
 Kemudian ada satu hal lagi yang harus kalian ketahui. Nasi goreng adalah bagian dari menu makan malam yang disajikan untuk Barack Obama pada kunjungan kenegaraannya ke Indonesia pada tahun 2010 lalu. Ia pun sangat memuji kelezatan nasi goreng yang dihidangkan dengan bakso dan emping. Hal ini semakin meyakinkan masyarakat dunia bahwa nasi goreng memang pantas menempati peringkat kedua dalam daftar “50 Makanan Terlezat di Dunia” setelah rendang.

Referensi:
http://id.m.wikipedia.org/wiki/Nasi_goreng

BERLIBUR KE KAWAH PUTIH


Kawah Putih adalah salah satu tempat wisata yang berada di Jawa Barat, lebih tepatnya berada di kawasan Ciwidey. Kawah Putih merupakan sebuah danau yang terbentuk dari letusan Gunung Patuha. Di Kawah Putih kita dapat menikmati pemandangan berupa tanah yang bercampur belerang di sekitar kawah yang membuat tanahnya berwarna putih dan airnya yang berwarna putih kehijauan. Pemandangan seperti ini lah yang sangat saya didambakan dan tidak akan saya lupakan, karena tempat seperti ini tidak dapat ditemukan di Jakarta.

Menurut informasi yang saya dapatkan, letusan Gunung Patuha pada abad ke-10 membuat banyak orang beranggapan bahwa lokasi tersebut adalah kawasan angker. Hal itu dikarenakan setiap burung yang terbang melewati kawasan tersebut akan mati. Oleh karena itu, tidak ada orang yang berani mendekati kawasan tersebut. Pada tahun 1837 ada seorang ahli bernama Dr. Franz Wilhelm Junghuhn yang memutuskan untuk pergi ke puncak Gunung Patuha demi ilmu pengetahuan. Pada akhirnya, ia berhasil mencapai puncak Gunung Patuha. Dari puncak tersebut ia melihat sebuah danau berwarna putih dengan bau belerang yang menyengat. Sejak saat itu, keberadaan Kawah Putih menjadi terkenal dan pada tahun 1987 pemerintah mulai mengembangkan tempat tersebut sebagai tempat wisata.

Awalnya saya mengetahui Kawah Putih pada saat kelas 6 SD sekitar tahun 2006. Saya mengetahui tempat ini ketika saya menonton film “Heart” yang diperankan oleh Irwansyah dan Acha Septriasa. Setelah saya mengetahui bahwa lokasinya berada di Bandung, ketika saya mudik ke Bandung pun saya langsung mengajak keluarga saya untuk berkunjung kesana. Sejujurnya keluarga saya sangat jarang mengajak saya pergi ke tempat wisata alam di Bandung, mereka lebih sering mengajak saya berkunjung ke tempat perbelanjaan, seperti Cihampelas, Cibaduyut, Dago, dan sebagainya. Menurut saya, berkunjung ke tempat seperti itu sangatlah membosankan, karena di Jakarta pun juga banyak tempat perbelanjaan. Oleh karena itu, saya ingin mencari suasana liburan yang baru dan saya pun mengusulkan kepada keluarga saya untuk berkunjung kesana.

Saat liburan Idul Fitri saya dan keluarga mudik ke Bandung dan kami pun mengajak keluarga kami yang tinggal di Bandung untuk ikut pergi ke Kawah Putih. Menurut paman saya yang sudah pernah berkunjung kesana, sebaiknya kami berpergian dengan sepeda motor. Hal itu dikarenakan saat musim liburan seperti itu pasti kondisi jalanan menuju Kawah Putih sangat macet. Kami pun berangkat dari tempat tinggal nenek saya yang tepatnya berada di Ujung Berung sekitar pukul 10 pagi menggunakan sepeda motor. Hal yang dikatakan paman saya pun benar, perjalanan menuju Kawah Putih pun sangat macet sampai beberapa puluh kilometer, dan setelah kami perhatikan ternyata hampir seluruhnya kendaraan berplat nomor Jakarta.

Setelah sampai di kawasan Ciwidey kami memutuskan untuk makan siang terlebih dahulu di sebuah restoran, tetapi saya lupa nama restorannya. Di restoran ini hampir sebagian menu makanannya bercampurkan buah stroberi, karena kawasan Ciwidey memang sangat identik dengan buah stroberi. Saya pun memesan jus stroberi dan nasi goreng stroberi. Awalnya saya sedikit ragu dengan pesanan saya itu, karena tidak terbayangkan bagaimana rasanya buah stroberi yang sangat asam dicampurkan dengan nasi goreng. Setelah saya menyantapnya, ternyata rasanya enak dan tidak mengecewakan. Kemudian ada satu menu lagi yang membuat saya dan keluarga saya sangat menikmatinya, yaitu sambal jeletot. Kalian pasti pernah mendengar makanan “Tahu Jeletot” yang rasa pedasnya sangatlah terkenal, rasa pedasnya sama seperti sambal jeletot itu atau mungkin lebih pedas lagi. Setelah makan siang dan solat kami pun melanjutkan perjalanan.

Setelah melewati kemacetan yang sangat panjang, akhirnya kami pun tiba di Kawah Putih pada pukul 17.00. Sesampainya di sana pun saya melihat hamparan tanah putih dan air kehijauan yang membuat saya sangat kagum. Setelah itu kami pun langsung mengabadikannya di kamera. Melihat kabut yang mulai turun dan menutupi kawah, petugas disana pun mengumumkan bahwa jam berkunjung Kawah Putih akan ditutup sekitar pukul 17.30. Walaupun kami masih belum merasa puas berada disana, kami pun memutuskan untuk pulang.

Demikianlah sedikit pengetahuan saya mengenai Kawah Putih dan pengalaman saya saat berlibur kesana. Semoga bisa menjadi tempat referensi untuk kalian yang membaca tulisan saya ini. Terima kasih.

                                                 Foto saya saat di Kawah Putih, Bandung

Referensi:
http://id.m.wikipedia.org/wiki/Kawah_Putih







"ROTI BAKAR 88" (Tugas Bahasa Indonesia)


Gambar 1 (tempat parkir “Roti Bakar 88”)
 “Roti Bakar 88” adalah salah satu tempat yang seringkali saya kunjungi untuk berkumpul bersama teman dan keluarga. “Roti Bakar 88” yang berada di Jalan Lenteng Agung, Jagakarsa, Jakarta Selatan ini merupakan cabang dari “Roti Bakar 88” Pasar Lama Tangerang. Lokasinya yang berada cukup dekat  dengan rumah saya yang berada di Lenteng Agung membuat saya dan keluarga sering berkunjung ke tempat ini. Selain bersama keluarga, tempat ini juga cukup nyaman untuk berkumpul dan berbincang bersama teman-teman. Tempat ini tidak pernah sepi dari pengunjung, baik pada hari kerja maupun pada akhir minggu. Pengunjungnya mulai dari kalangan pegawai kantoran sampai pelajar dan mahasiswa. Faktor yang membuat banyak pengunjung dari kalangan pelajar ataupun mahasiswa, karena tempatnya cukup strategis yang berdekatan dengan beberapa Sekolah dan Universitas. Contohnya, salah satu Sekolah yang dekat dengan tempat ini adalah SMA Negeri 109 dan salah satu Universitas yang berdekatan adalah Universitas Pancasila. Letaknya yang di pinggir jalan dan akses kendaraan yang cukup mudah membuat tempat ini tidak pernah sepi dari pengunjung.
Menu makanan yang ditawarkan sangat beragam, yaitu roti bakar, roti isi es krim, pancake, tape bakar, pizza, burger, kentang goreng, dan masih banyak lagi menu makanan lainnya. Bagi pengunjung yang menyukai pedas, ada menu mie instan yang tingkat kepedasannya beragam dan cukup menguras keringat saat menyantapnya. Saya termasuk penggemar pedas dan mie instan pedas merupakan menu kesukaan saya. Saya juga sering memesan pancake isi es krim stroberi, karena porsinya yang cukup besar, selai stroberi yang enak, dan es krim stroberinya sangat menggugah selera. Minuman yang ditawarkan juga sangat beragam, mulai dari air mineral, minuman teh, kopi, milk shake, jus, soft drink, dan lain-lain.
Menu makanan dan minuman yang enak dan beragam biasanya bermasalah dengan harganya, mengenai harga kalian tidak perlu khawatir. Lokasinya yang berada di sekitar Sekolah dan Universitas,  harga yang ditawarkan pun cukup terjangkau bagi pelajar dan mahasiswa. Harga menu makanan yang paling murah masih berkisar Rp 8.000,00. Tempat ini menyediakan suatu paket “Happy Hour” untuk pengunjung yang berkunjung pada jam tertentu dengan menawarkan beberapa paket makanan+minuman dengan harga yang lebih murah, misalnya untuk paket mie instan+es teh manis harganya hanya Rp 8.000,00 dan masih ada beberapa paket makanan+minuman lainnya.
Selain tempat yang strategis, menu makanan dan minuman yang enak, serta harga yang terjangkau, saat malam hari tempat ini seringkali menampilkan Live Music. Selain itu, apabila memasuki musim pertandingan sepak bola tempat ini juga menyelenggarakan acara nonton bareng atau biasa disebut nobar. Pihak pengelola telah menyediakan layar LCD bagi pengunjung yang ingin menyaksikan pertandingan sepak bola. Saudara-saudara saya yang sangat menggemari sepak bola pernah  mengajak saya untuk menonton pertandingan bola di tempat ini dan ternyata hal ini memang strategi yang cukup bagus untuk menarik banyak pengunjung.
Beberapa waktu  lalu, saya sempat meminta pendapat mengenai tempat ini kepada seorang mahasiswi Universitas Indonesia yang bernama Rayi Purnama. Ternyata ia juga menyukai dan sering mengunjungi tempat ini. Menurutnya, keunggulan yang ditunjukan tempat ini adalah pelayanan yang cukup ramah, tersedianya Wifi, harga yang terjangkau untuk mahasiswa, dan menu yang ditawarkan sangat beragam. “Namun,  setiap tempat mempunyai kelebihan dan kekurangannya masing-masing”, ujar Rayi.  Ia masih merasa kurang nyaman apabila turun hujan, tempat ini sering bocor dikarenakan atapnya sudah banyak yang rusak. Ia juga merasa kesulitan apabila baterai telepon genggam atau baterai laptopnya habis, karena pihak pengelola tidak menyediakan stop contact listrik. Selain itu, ia juga merasa kurang nyaman dengan kursi plastik yang digunakan. Manurutnya, untuk tempat yang cukup banyak pengunjungnya seharusnya menyediakan tempat duduk yang lebih nyaman lagi, setidaknya tempat duduk yang nyaman untuk bersandar dan bersantai.




Gambar 2 (saya foto bersama Rayi)
Demikianlah pembahasan saya mengenai “Roti Bakar 88” yang berada di Lenteng Agung,  semoga dapat menjadi tempat referensi untuk kalian yang masih belum mengetahui tempat yang nyaman dengan harga terjangkau untung berkumpul dan berbincang dengan teman ataupun keluarga.