Pada awalnya, olahraga bola voli dimainkan
dengan tujuan agar para buruh mendapatkan pelatihan dengan bentuk yang lain
selain senam. Hal ini dilakakukan agar kesegaran jasmani dan fisik para buruh
tetap terjaga.Pencipta permainan voli adalah seorang bernama William G. Morgan,
pria kelahiran New York, Lockport tepatnya tahun 1870.
Pada 1985, William bekerja di YMCA (Young Men
Cristian Association) di Kota Massachusetts, Amerika Serikat. William bekerja
sebagai seorang pembina pendidikan jasmani. Awalnya, permainan bola voli
bernama “Mintonette” dengan bentuk permainan yang mencampurkan beberapa unsur
olahraga, yaitu basket, baseball, tenis, dan bola tangan.
Baru pada 1896, Mintonette berubah nama menjadi bola
voli (volleyball). Permainan olahraga voli menjadi semakin berkembang pada
waktu Perang Dunia pertama. Tentara-tentara menyebarkan permainan voli ke
negara-negara seperti Jepang, Cina, Jerman, Yugoslavia, dan Cekoslovakia.
Sementara pada masa Perang Dunia kedua, permainan bola voli ini semakin meyebar
ke negara-negara bagian Eropa dan Asia.
Di Indonesia, permainan bola voli diperkenalkan pada
waktu penjajahan Belanda oleh orang-orang Belanda. Pada waktu itu bola voli
dijadikan permainan di kamp-kamp tentara yang pertandingannya dilakukan
antarkompeni.
Saya sendiri mulai mengenal bola voli sejak saya SD.
Dulu saya sekolah di SDN Jatipadang 03
pagi. Awalnya saya tidak paham kalau di sekolah itu prestasi olahraga volinya
cukup bagus, karena yang mendaftarkan saya di sekolah itu adalah nenek saya. Dari
cerita-cerita yang saya dapatkan, prestasi olahraga voli yang ada sekolah itu
dikenal bagus. Ternyata memang benar, saat saya sudah mulai masuk sekolah, saya
melihat sangat banyak piala-piala yang diperoleh dari perlombaan bola voli.
Saat kelas 1 sampai kelas 3 SD saya hanya belajar voli di sekolah. Lalu, pada
saat kelas 4 SD, saya pun disuruh oleh guru olahraga saya di SD yang bernama
Pak Danar untuk ikut club bola voli Pak Kardi (guru olahraga SDN Jatipadang 03
juga). Akhirnya saya ikut latihan bola voli di GOR Balai Rakyat, Pasar Minggu.
Waktu itu kalau tidak salah saya hanya bayaran tiap bulan 10ribu. Murah
ya?hehe.. Namun, saya hanya latihan di Balai hanya sampai kelas 5 SD, karena
pada kelas 5 saya mulai tertarik pada olahraga renang dan saya pun ikut les
renang dengan Pak Danar dan itupun juga dengan bayaran 10ribu/bulan. Dibandingkan
dengan guru-guru les yang lain itu sangat murah. Lalu saya pun ikut les renang
sampai saya lulus SD. Namun, selama kelas 5 sampai kelas 6 saya tetap ikut
perlombaan voli yang diikuti oleh sekolah saya. Alhamdulillah sekolah saya
selalu menang.
Setelah lulus SD saya pun melanjutkan di SMPN 107,
awalnya ekskul bola voli di SMP 107 memang sedang vacum. Saya pun bingung harus
ekskul apa, karena tidak ada yang membuat saya tertarik. Akhirnya saya ikut
pramuka dan itupun hanya sebentar, karena ekskul bola voli diadakan lagi. Saya
pun langsung pindah ke ekskul voli. Ternyata kakak kelas saya saat SD juga ikut
ekskul voli, namanya kak Citra tapi dia lebih suka dipanggil kak Ciwi. Akhirnya
setiap hari Sabtu saya ikut ekskul voli. Namun, sayangnya kita tidak punya
pelatih. Kita hanya sekedar latihan voli bersama kakak kelas dan alumni SMPN
107. Saat itu pun saya dan kak Ciwi berencana untuk ikut latihan lagi di GOR
Balai Rakyat dan kita pun juga mengajak teman-teman kita untuk latihan.
Saat saya sudah kelas 8, sekolah saya mengikuti
perlombaan voli. Akantetapi, kak Ciwi dan kakak kelas yang lain tidak bisa ikut
lomba, karena mereka sedang mempersiapkan diri untuk UN. Akhirnya yang
mengikuti lomba hanya saya dan 2 orang teman seangkatan saya yang bernama
Sunita dan Gery ditambah dengan adik-adik kelas. Saya sangat tidak menyangka,
karena ternyata saat perlombaan itu saya sempat melawan teman-teman SD saya.
Saya sempat melawan teman SD saya, Yulia yang sekolah di SMPN 227 dan sekolah
saya pun mengalahkan sekolahnya. Lalu saya juga sempat melawan teman-teman SD
saya yang sekolah di SMPN 218, mereka itu Widya,Mulya, Anna. Sangat disayangkan
saya kalah melawan mereka, karena memang saya akui mereka bermain lebih bagus
daripada kami. Akhirnya sekolah saya hanya menjadi juara 2 di perlombaan itu. Tapi
menurut kakak kelas kami, mereka bangga dengan prestasi kami yang latihan
menjelang perlombaan tanpa pelatih khusus.
Setelah saya lulus SMP, saya pun melanjutkan di SMAN
55 dan saya pun ikut ekskul voli lagi. Saat pertama kali saya datang ekskul
voli saya melihat seorang perempuan manis yang badannya jauh lebih tinggi dari
saya. Saya pikir itu alumni SMAN 55, ternyata perempuan itu satu angkatan
dengan saya, namanya Reni. Dia bermain sangat bagus dan saya tidak heran,
karena dia memang anak club di Senayan. Di SMAN 55 pun tidak memiliki pelatih,
kami hanya latihan bersama kakak kelas dan alumni. Di ekskul voli saya
merasakan solidaritas yang tinggi tanpa adanya senioritas. Akantetapi ada 2 kakak
kelas perempuan yang sangat dekat dengan saya dan Reni. Mereka namanya kak Fima dan Kak Gita, tapi kita lebih sering
manggil kak Gita dengan panggilan Abang karena dia perempuan yang tidak bisa
diem dan tomboy.haha.. Saat saya kelas 11, sekolah kami mengikuti perlombaan
voli di acara Gonfest. Timnya terdiri dari saya, Reni, kakak kelas kami yang
mau ikut hanya kak Fima dan Abang. Lalu ditambah dengan adik kelas yang bernama
Rista, Fitri, Putri, dan beberapa adik-adik kelas lainnya. Alhamdulillah saat
itu kami mendapat juara 2. Walaupun hanya juara 2, kakak kelas dan alumni voli
SMAN 55 bangga pada kami.
Setelah saya lulus dari SMA, saya pun melanjutkan
kuliah di Universitas Gunadarma. Dari awal saya langsung mecari tahu tentang
UKM voli, tapi teman-teman saya tidak ada yang tahu. Di akhir semester 2 teman
saya (Rara) yang ikut UKM basket sempat melihat anak-anak voli latihan di Sport
Centre Gunadarma pada hari Rabu. Akhirnya pada hari Rabu berikutnya saya dan
Rara ke SC untuk memastikan dan ternyata benar. Saat itu sudah hampir memasuki
bulan Ramadhan, maka saya memutuskan untuk latihan pada awal semester 3 saja.
Saat awal semester 3 saya mencari info lagi di twitter mengenai UKM voli.
Ternyata UKM voli latihan setiap Selas dan Rabu. Pada akhirnya saya pun ikut UKM
voli sampai saat ini.