ASPEK
RELIGIUSITAS
DALAM
KEPUTUSAN PEMBELIAN PRODUK HALAL
(Studi
tentang Labelisasi Halal Pada Produk Makanan dan Minuman Kemasan)
Oleh:
Dwiwiyati
Astogini, Wahyudin, dan Siti Zulaikha Wulandari
Fakultas
Ekonomi Universitas Jenderal Soedirnan
HASIL ANALISIS
Penelitian ini menggunakan metode
survei dengan instrumen penelitian berupa kuesioner yang dibagi menjadi 3
bagian. Bagian pertama merupakan pertanyaan-pertanyaan untuk mengetahui identitas
responden. Bagian kedua berisi pernyataan responden mengenai aspek religiusitas
dan keputusan pembelian consumer goods
oleh responden, serta bagian ketiga berisi
pertanyaan-pertanyaan untuk
mengetahui pendapat responden terhadap kepercayaan label halal yang
dikeluarkan oleh MUI.
Peneliti menyebarkan 110 kuesioner
dengan respons rate adalah sebesar 91% (100 responden). Responden berjenis kelamin laki-laki dan
responden berjenis perempuan mempunyai persentase yang hampir seimbang, yaitu
51% responden berjenis kelamin laki-laki dan 44% responden berjenis kelamin
perempuan. Sedangkan, 5% responden tidak bersedia memberikan jawaban.
HASIL ANALISIS DATA
Uji
validitas dan reliabilitas
dilakukan terhadap 30 jawaban responden hasil analisis dengan menggunakan
korelasi product moment, yang diolah
dengan program SPSS 16.0, menunjukkan bahwa r hitung untuk semua item
pernyataan pada variabel X1,X2,X3,X4, dan X5 lebih besar dibandingkan r tabel
(0,463) atau signifikan pada tingkat 0,01. Hal ini menunjukkan bahwa semua item
pernyataan tersebut valid dan layak digunakan
sebagai instrumen penelitian.
Selanjutnya, untuk menguji reliabilitas kuesioner dipergunakan
perhitungan dengan rumus alpha cronbach. Nilai yang diperoleh
dari hasil uji reliabilitas terhadap item-item pernyataan dalam variabel
X1,X2,X3,X4,X5 dan variabel Y memiliki nilai r hitung yang lebih besar
dibandingkan nilai r tabel (0,463) atau signifikan pada tingkat 0,01, sehingga
semua item pernyataan tersebut reliabel dan layak digunakan sebagai instrumen
penelitian.
ANALISIS
REGRESI LINIER BERGANDA
Dilakukan
pengujian hipotesis penelitian dengan hasil pengujian sebagai berikut :
1. Pengujian hipotesis 1
Hipotesis ini menyatakan bahwa aspek
religiusitas yang terdiri dari dimensi ritual, dimensi ideologis, dimensi
intelektual, dimensi pengalaman, dan dimensi konsekuensi mempunyai pengaruh
terhadap keputusan pembelian produk halal, ditolak.
2.
Pengujian Hipotesis 2
Dari pengujian ini 50% responden
menyatakan bahwa mereka tidak mempercayai kehalalan produk yang tidak
mencantumkan label halal pada sebuah produk. Pendapat yang mereka sampaikan
diantaranya adalah;
1)
salah
satu indikator bahwa sebuah produk halal untuk dikonsumsi adalah adanya label
halal pada kemasan produk,maka jika tidak ada label halal berarti produk tersebut
tidak boleh dikonsumsi
2)
jika
tidak ada label halal maka kehalalan produk tersebut diragukan, dan mereka
berpendapat bahwa hal-hal yang sifatnya masih meragukan lebih baik dihindari
3)
tidak
adanya jaminan kehalalan suatu produk jika tidak mencantumkan label halal
Selain itu, 15% responden menyatakan
bahwa mereka ragu-ragu pada
kehalalan produk yang
tidak mencantumkan label halal pada kemasan produknya. Kadangkala mereka
tetap membeli suatu produk meskipun tidak ada label halalnya jika produk itu penting
dan harus dikonsumsi,
serta melihat bonafiditas dari
produsen pembuat produk tersebut. 20% responden tidak memberikan jawaban. Sedangkan
35% responden menyatakan bahwa mereka mempercayai label
halal yang dikeluarkan perusahaan, meskipun tidak
tercantum label halal resmi yang dikeluarkan oleh MUI. Beberapa alasan yang dikemukakan:
1.
selama
ada label halal, merupakan jaminan bahwa produk tersebut halal untuk dikonsumsi
2.
suatu
perusahaan tidak akan sembarangan mencantumkan label halal sebagai salah satu
bentuk pertanggungjawaban perusahaan pada publik
3.
tidak
ada/tidak tahu perbedaan label halal yang dikeluarkan oleh perusahaan dan yang
resmi
dikeluarkan
oleh MUI jadi percaya saja.
35% responden menyatakan bahwa
mereka tidak mempercayai label halal yang dikeluarkan oleh perusahaan. Beberapa
alasan yang dikemukakan adalah sengagai berikut:
a)
perusahaan
dapat saja mencantumlan label halal pada produk yang mereka buat meskipun tanpa
b)
uji
kehalalan yang baik
c)
beberapa
perusahaan akan melakukan apa saja agar produk yang mereka produksi dapat
terjual
d)
hanya
MUI lembaga yang benar-benar bisa
dipercaya untuk mengeluarkan sertifikasi halal sebuah produk.
10% responden menyatakan bahwa
mereka ragu-ragu. Beberapa alasan yang dikemukakan:
1.
saat
ini banyak sekali produk yang mencantumkan label halal yang bukan dikeluarkan oleh
MUI yang beredar di pasaran
2.
dari
beberapa kasus sebelumnya, untuk
produk yang mencantumkan label
halal yang dikeluarkan oleh MUI pun ternyata tidak halal.
PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN
Dimensi
ritual tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap keputusan pembelian produk
halal. Hasil jawaban responden untuk pernyataan-pernyataan dalam dimensi ritual
mempunyai nilai rata-rata tinggi yaitu 4,31. Artinya, responden taat dalam
menjalankan perintah-perintah agama seperti sholat, puasa, membayar zakat, dan
menunaikan (berniat) untuk beribadah haji. Namun, dimensi ini tidak berpengaruh
signifikan terhadap keputusan pembelian konsumen terhadap produk halal. Dimensi
ritual nampak dalam hal-hal yang konkrit dan secara langsung berhubungan dengan
ritual ibadah, sedangkan keputusan pembelian produk halal lebih mengarah pada
kegiatan muamalah yang tidak melibatkan ritual keagamaan dalam pelaksanaanya.
Dimensi
ideologis tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap keputusan pembelian
produk halal. Hasil jawaban responden untuk pernyataan-pernyataan dalam dimensi
ideologis mempunyai nilai rata-rata sangat tinggi yaitu 4,58. Artinya,
responden mempunyai keyakinan yang sangat kuat bahwa Islam merupakan agama yang
paling benar dan semua yang diajarkan oleh Islam adalah baik dan harus menjadi
pedoman dalam segala bidang
kehidupan. Namun, dimensi
ini tidak berpengaruh signifikan
terhadap keputusan pembelian konsumen terhadap produk halal. Hal ini karena responden
berpendapat bahwa kebenaran Islam sudah tidak dipertanyakan lagi, lepas dari keputusan
mereka dalam pembelian produk halal. Keyakinan akan kebenaran Islam tertanam
dengan sangat kuat karena berkaitan
dengan aspek Ketuhanan, sedangkan
dalam keputusan pembelian, lebih dipersepsikan sebagai kegiatan muamalah yang tidak
seecara langsung berhubungan dengan aspek Ketuhanan tersebut.
Dimensi
Intelektual dan Dimensi Pengalaman tidak mempunyai pengaruh yang signifikan
terhadap keputusan pembelian produk halal meskipun nilai rata-rata pernyataan
responden untuk kedua dimensi ini cukup tinggi, yaitu 4,16 dan 4,17. Pernyataan
responden untuk kedua dimensi ini mempunyai nilai rata-rata terendah diantara
dimensi lain. Jawaban responden mengindikasikan bahwa mereka menerima kebenaran
Islam lebih karena doktrin-doktrin yang mereka peroleh dari penanaman ajaran
Islam yang mereka peroleh sebelumnya, bukan dari argumen dan pemikiran logika
yang kuat. Jawaban responden untuk pernyataan tentang usaha untuk menambah pemahaman tentang
agama dan menambah pengetahuan
keagamaan lewat seminar atau membaca buku-buku keagamaan juga relatif rendah.
Hal ini menunjukkan bahwa karena keengganan untuk menambah wawasan dan
pengetahuan keagamaan, maka sebagian besar responden juga tidak memahami akan
esensi pentingnya kehalalan suatu produk. Dalam pemahaman umum, asalkan suatu
produk tidak mengandung babi, maka dianggap halal. Padahal pada kenyataannya,
banyak sekali produk-produk makanan yang menggunakan zat tambahan seperti pengemulsi, pengawet,
dan sebagainya yang merupakan
produk turunan atau ekstrak dari salah
Dimensi konsekuensi mempunyai
pengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian produk halal. Hasil jawaban
responden untuk pernyataan-pernyataan dalam dimensi Idiologis mempunyai nilai rata-rata
sangat tinggi yaitu 4,58. Artinya, keputusan konsumen untuk membeli
produk-produk yang mereka konsumsi sehari-hari khususnya makanan yang halal
didasarkan pada konsekuensi mereka sebagai seorang muslim. Responden mempunyai komitmen
untuk mererapkan ajaran Islam dalam kehidupan sehari-hari diantaranya untuk
mengkonsumsi yang halal dan meninggalkan yang haram. Salah satu hal menarik
yang diperoleh dalam penelitian
ini adalah meskipun
responden menyatakan bahwa label halal penting dicantumkan dalam kemasan
produk dan mereka berusaha selalu membeli produk dengan kemasan halal dengan memperhatikan
ada tidaknya label halal pada produk yang mereka beli, namun jika ternyata
produk yang terlanjur mereka beli ternyata tidak mencantumkan label halal
sebagian responden menyatakan bahwa mereka akan tetap mengkonsumsinya dan tidak
akan mereka buang atau mereka berikan pada orang lain. Dari hasil wawancara dan
pertanyaan terbuka yang diajukan kepada responden, beberapa hal yang mendasari
hal tersebut adalah beberapa produk makanan kecil terutama yang diproduksi oleh
industri rumah tangga jarang mencantumkan label halal pada kemasan produk
mereka. Responden akan lebih memperhatikan ada tidaknya label halal untuk produk-produk
buatan luar negeri contohnya produk-produk Cina karena ketidakyakinan mereka
akan kehalalan komposisi bahan baku untuk membuat produk tersebut.
SIMPULAN
1.
Berdasarkan
penelitian ini, diketahui bahwa Aspek Religiusitas tidak berpengaruh terhadap keputusan pembelian produk halal.
Diantara 5 Dimensi Religiusitas yang terdiri dari Dimensi Ritual, Dimensi
Ideologis, Dimensi Intelektual, Dimensi Pengalaman, dan Dimensi Konsekuensi,
yang paling berpengaruh terhadap keputusan
pembelian produk halal
adalah dimensi Konsekuensi.
2.
Berdasarkan
persepsi konsumen, terhadap logo halal
LPPOM-MUI dan logo halal
yang dikeluarkan oleh perusahaan diperoleh hasil bahwa 35% responden
mempercayai label halal yang dikeluarkan perusahaan, 35% responden menyatakan
bahwa mereka tidak mempercayai label halal yang dikeluarkan oleh perusahaan;
10% responden menyatakan bahwa mereka ragu-ragu dan 20% responden tidak
menjawab.Dengan demikian, responden mempercayai label halal baik yang
dikeluarkan oleh MUI maupun yang di keluarkan oleh perusahaan. Namun, label
halal MUI akan
lebih dipertimbangkan konsumen
karena konsumen tidak merasa ragu-ragu akan kehalalan suatu produk.
SARAN
Jika
dilihat dari salah satu dimensi religiusitas, yaitu dimensi Konsekuensi,
terlihat bahwa konsumen mempertimbangkan label halal dalam kemasan produk
makanan yang dibelinya. Untuk itu, sebagai antisipasi terhadap semakin tigginya
nilai-nilai religiuitas didalam masyarakat, maka sebaiknya perusahaan makanan dalam kemasan
memberikan label halal pada produknya. Perusahaan pada tahap awal dapat menggunakan logo halal
yang dibuat sendiri. Namun, diupayakan agar
kedepan, perusahaan dapat memperoleh sertifikasi halal dari LPPOM MUI, sehingga
masyarakat akan semakin yakin dengan kehalalan produk makanan dalam kemasan
yang dihasilkan perusahaan tersebut.
Berdasarkan
aspek perlindungan konsumen, maka sebaiknya pihak-pihak yang terkait seperti: ulama, MUI, YLKI, dan sebagainya dapat meningkatkan
pemahaman terhadap masyarakat dengan
mengedukasi mereka
mengenai arti pentingnya label
halal yang tercantum dalam produk makanan
dalam kemasan. Dengan demikian, masyarakat
terjamin dalam mendapatkan produk makanan yang halalan thoyiban.
Nama kelompok:
1. Dewi Kartika
2. Dina Novayanti
3. Mita Anggraini Rahayu
4. Niken Mia
DAFTAR
PUSTAKA
Ancok,
Jamaludin dan Fuad Anshari
Suroso, Psikologi Islam: Solusi
Islam Atas Problema- Problema Psikologi, Pustaka Pelajar,
Yogyakarta, 1995.
Al
Quran dan Terjemahan, Thoha Putra, Semarang, 1995.
Assael,
Henry. (1984) Consumer Behavior and Marketing Action. Fourth Edition. Kent
Publishing
Company. Boston.
Engel,
J.F Blacwell. Roger D. & Paul W. Winiard. (1997) Perilaku Konsumen. Alih Bahasa:
Budiyanto. F.X. Jilid II,
Binapura Aksara.Jakarta.
Fishbein,
M. A. & Ajzen, I. (1975). Belief,
attitude, intention and behavior: An introduction to
theory and
research.. Reading,
MA: Addison-Wesley.
Engel,
J.F Blacwell. Roger D. & Paul W. Winiard. (1997) Perilaku Konsumen. Alih Bahasa:
Budiyanto. F.X. Jilid I, Binapura
Aksara. Jakarta.
Imron
(Jurnal Cakrawala Fakultas Agama Islam UMM) Religiusitas
Dan Kecerdasan Emosi
(Perspektif Psikologi
Islami).
Jalaludin,
Psikologi Agama, Raja Grafindo,
Jakarta, 1996.
Jusmaliani
& Hanny Nasution. (2008) Religiosity Aspect
in Consumer Behaviour: Determinants of
Halal Meat
Consumption
Centre for Economic and Development Studies, Indonesian
Institute of Sciences Department
of Marketing, Monash University Jurnal NCMR 2008.
Karijn
Bonne, Iris Vermeir, Florence Bergeaud-Blackler, Wim Verbeke Determinants of halal meat
consumption
in France
Journal: British Food Journal Year: 2007 Volume: 109 Issue: 5 Page:
367-386 ISSN: 0007-070X.
Kerlinger,
F.N. 1990. Asas-Asas Penelitian
Behavioral, Jilid I, edisi ketiga. UGM Press, Yogyakarta.
Kotler,
Philip. (1999) Manajemen Pemasaran. Analisis,
Perencanaan, Implementasi, dan
Pengendalian. Alih
Bahasa: Acelia A.H. Jilid I. Salemba
Empat Jakarta.
Kotler
Philip. (1999).Manajemen Pemasaran, Analisis
Perencanaan Implementas,i dan Kontrol,
Jilid I PT. Prenhalindo,
Jakarta.
Loudon,
DL and Della Bitta A.J. (1993) Consumer Behaviour
Concept and Application. Mc. Grow
Hill. New York.Masri
Singarimbun dan Sofian Effendi. 1989. Metodologi Penelitian Survei.
LP3ES, Jakarta
Mowen,
J.C. & Minor, M. (2003). Perilaku Konsumen:
Jilid 1. L.Salim (penerjemah). Erlangga,
Jakarta.
Malhotra,
Naresh K. (1996). Marketing Research An
Applied Orientation. Second Edition, Prentice-
Hall
International, Inc. New Yersey.
(Published: 2009/04/13)
Pusat
Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Balai Pustaka,
Jakarta,
1996.
Sugiono,
(1999) Metode Penelitian Bisnis,
Penerbit CV. ALFABETA. Bandung.
Wibisono,
M. Agung, (2008). Hubungan Antara Persepsi
Konsumen Muslim Terhadap Labelisasi
Halal Makanan Kaleng
Dengan Pengambilan Keputusan Pembelian Pada Konsumen Muslim
Di Surabaya,
Undergraduate Theses, Unair.
Vijay
Amin, Business Opportunities in Halal
Food. www.abi.co.uk
http://www.posmetropadang.com.Perilaku Konsumen Sebaiknya
Harus Diteliti (Sabtu, 19 Juli 2008)
www.halal-MUI.com (Diakses tanggal 20 Februari
2010).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar