Total Tayangan Halaman

Selasa, 06 Mei 2014

SOFTSKILL: ASPEK HUKUM DALAM EKONOMI-BAGIAN 2

ASPEK RELIGIUSITAS
DALAM KEPUTUSAN PEMBELIAN PRODUK HALAL
(Studi tentang Labelisasi Halal Pada Produk Makanan dan Minuman Kemasan)
Oleh:
Dwiwiyati Astogini, Wahyudin, dan Siti Zulaikha Wulandari
Fakultas Ekonomi Universitas Jenderal Soedirnan

HASIL ANALISIS
            Penelitian ini menggunakan metode survei dengan instrumen penelitian berupa kuesioner yang dibagi menjadi 3 bagian. Bagian pertama merupakan pertanyaan-pertanyaan untuk mengetahui identitas responden. Bagian kedua berisi pernyataan responden mengenai aspek religiusitas dan keputusan pembelian consumer goods oleh responden, serta bagian ketiga berisi  pertanyaan-pertanyaan untuk  mengetahui pendapat responden terhadap kepercayaan label halal yang dikeluarkan oleh MUI.
            Peneliti menyebarkan 110 kuesioner dengan respons rate adalah sebesar 91% (100 responden).  Responden berjenis kelamin laki-laki dan responden berjenis perempuan mempunyai persentase yang hampir seimbang, yaitu 51% responden berjenis kelamin laki-laki dan 44% responden berjenis kelamin perempuan. Sedangkan, 5% responden tidak bersedia memberikan jawaban.

HASIL ANALISIS DATA
            Uji  validitas  dan  reliabilitas  dilakukan terhadap 30 jawaban responden hasil analisis dengan menggunakan korelasi product moment, yang diolah dengan program SPSS 16.0, menunjukkan bahwa r hitung untuk semua item pernyataan pada variabel X1,X2,X3,X4, dan X5 lebih besar dibandingkan r tabel (0,463) atau signifikan pada tingkat 0,01. Hal ini menunjukkan bahwa semua item pernyataan  tersebut valid dan layak digunakan sebagai instrumen penelitian.
            Selanjutnya, untuk menguji   reliabilitas kuesioner dipergunakan perhitungan dengan  rumus alpha cronbach. Nilai yang diperoleh dari hasil uji reliabilitas terhadap item-item pernyataan dalam variabel X1,X2,X3,X4,X5 dan variabel Y memiliki nilai r hitung yang lebih besar dibandingkan nilai r tabel (0,463) atau signifikan pada tingkat 0,01, sehingga semua item pernyataan tersebut reliabel dan layak digunakan sebagai instrumen penelitian.

ANALISIS REGRESI LINIER BERGANDA
Dilakukan pengujian hipotesis penelitian dengan hasil pengujian sebagai berikut :
1. Pengujian hipotesis 1
            Hipotesis ini menyatakan bahwa aspek religiusitas yang terdiri dari dimensi ritual, dimensi ideologis, dimensi intelektual, dimensi pengalaman, dan dimensi konsekuensi mempunyai pengaruh terhadap keputusan pembelian produk halal, ditolak.
2. Pengujian Hipotesis 2
            Dari pengujian ini 50% responden menyatakan bahwa mereka tidak mempercayai kehalalan produk yang tidak mencantumkan label halal pada sebuah produk. Pendapat yang mereka sampaikan diantaranya adalah;
1)      salah satu indikator bahwa sebuah produk halal untuk dikonsumsi adalah adanya label halal pada kemasan produk,maka jika tidak ada label halal berarti produk tersebut tidak boleh dikonsumsi
2)      jika tidak ada label halal maka kehalalan produk tersebut diragukan, dan mereka berpendapat bahwa hal-hal yang sifatnya masih meragukan lebih baik dihindari
3)      tidak adanya jaminan kehalalan suatu produk jika tidak mencantumkan label halal

            Selain itu, 15% responden menyatakan bahwa mereka ragu-ragu pada  kehalalan  produk  yang  tidak mencantumkan label halal pada kemasan produknya. Kadangkala mereka tetap membeli suatu produk meskipun tidak ada label halalnya jika produk itu penting dan  harus  dikonsumsi,  serta  melihat bonafiditas dari produsen pembuat produk tersebut. 20% responden tidak memberikan jawaban. Sedangkan 35% responden menyatakan bahwa mereka mempercayai   label   halal   yang   dikeluarkan perusahaan, meskipun tidak tercantum label halal resmi yang dikeluarkan oleh MUI. Beberapa alasan yang dikemukakan:
1.      selama ada label halal, merupakan jaminan bahwa produk tersebut halal untuk dikonsumsi
2.      suatu perusahaan tidak akan sembarangan mencantumkan label halal sebagai salah satu bentuk pertanggungjawaban perusahaan pada publik
3.      tidak ada/tidak tahu perbedaan label halal yang dikeluarkan oleh perusahaan dan yang resmi
                  dikeluarkan oleh MUI  jadi percaya saja.

            35% responden menyatakan bahwa mereka tidak mempercayai label halal yang dikeluarkan oleh      perusahaan. Beberapa alasan yang dikemukakan adalah sengagai berikut:
a)      perusahaan dapat saja mencantumlan label halal pada produk yang mereka buat meskipun tanpa
b)      uji kehalalan yang baik
c)      beberapa perusahaan akan melakukan apa saja agar produk yang mereka produksi dapat terjual
d)      hanya MUI  lembaga yang benar-benar bisa dipercaya untuk mengeluarkan sertifikasi halal sebuah produk.
           
            10% responden menyatakan bahwa mereka ragu-ragu. Beberapa alasan yang dikemukakan:
1.      saat ini banyak sekali produk yang mencantumkan label halal yang bukan dikeluarkan oleh MUI yang beredar di pasaran
2.      dari beberapa kasus    sebelumnya,    untuk    produk    yang mencantumkan label halal yang dikeluarkan oleh MUI pun ternyata tidak halal.

PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN
            Dimensi ritual tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap keputusan pembelian produk halal. Hasil jawaban responden untuk pernyataan-pernyataan dalam dimensi ritual mempunyai nilai rata-rata tinggi yaitu 4,31. Artinya, responden taat dalam menjalankan perintah-perintah agama seperti sholat, puasa, membayar zakat, dan menunaikan (berniat) untuk beribadah haji. Namun, dimensi ini tidak berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian konsumen terhadap produk halal. Dimensi ritual nampak dalam hal-hal yang konkrit dan secara langsung berhubungan dengan ritual ibadah, sedangkan keputusan pembelian produk halal lebih mengarah pada kegiatan muamalah yang tidak melibatkan ritual keagamaan dalam pelaksanaanya.
            Dimensi ideologis tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap keputusan pembelian produk halal. Hasil jawaban responden untuk pernyataan-pernyataan dalam dimensi ideologis mempunyai nilai rata-rata sangat tinggi yaitu 4,58. Artinya, responden mempunyai keyakinan yang sangat kuat bahwa Islam merupakan agama yang paling benar dan semua yang diajarkan oleh Islam adalah baik dan harus menjadi pedoman dalam segala bidang  kehidupan.  Namun,  dimensi  ini  tidak berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian konsumen terhadap produk halal. Hal ini karena responden berpendapat bahwa kebenaran Islam sudah tidak dipertanyakan lagi, lepas dari keputusan mereka dalam pembelian produk halal. Keyakinan akan kebenaran Islam tertanam dengan sangat kuat karena berkaitan  dengan  aspek Ketuhanan, sedangkan dalam keputusan pembelian, lebih dipersepsikan sebagai kegiatan muamalah yang tidak seecara langsung berhubungan dengan aspek Ketuhanan tersebut.
            Dimensi Intelektual dan Dimensi Pengalaman tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap keputusan pembelian produk halal meskipun nilai rata-rata pernyataan responden untuk kedua dimensi ini cukup tinggi, yaitu 4,16 dan 4,17. Pernyataan responden untuk kedua dimensi ini mempunyai nilai rata-rata terendah diantara dimensi lain. Jawaban responden mengindikasikan bahwa mereka menerima kebenaran Islam lebih karena doktrin-doktrin yang mereka peroleh dari penanaman ajaran Islam yang mereka peroleh sebelumnya, bukan dari argumen dan pemikiran logika yang kuat. Jawaban responden untuk pernyataan tentang usaha untuk menambah pemahaman   tentang   agama   dan menambah pengetahuan keagamaan lewat seminar atau membaca buku-buku keagamaan juga relatif rendah. Hal ini menunjukkan bahwa karena keengganan untuk menambah wawasan dan pengetahuan keagamaan, maka sebagian besar responden juga tidak memahami akan esensi pentingnya kehalalan suatu produk. Dalam pemahaman umum, asalkan suatu produk tidak mengandung babi, maka dianggap halal. Padahal pada kenyataannya, banyak sekali produk-produk makanan yang menggunakan zat tambahan seperti pengemulsi,   pengawet,   dan   sebagainya yang merupakan produk turunan atau ekstrak dari salah
            Dimensi konsekuensi mempunyai pengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian produk halal. Hasil jawaban responden untuk pernyataan-pernyataan dalam dimensi Idiologis mempunyai nilai rata-rata sangat tinggi yaitu 4,58. Artinya, keputusan konsumen untuk membeli produk-produk yang mereka konsumsi sehari-hari khususnya makanan yang halal didasarkan pada konsekuensi mereka sebagai seorang muslim. Responden mempunyai komitmen untuk mererapkan ajaran Islam dalam kehidupan sehari-hari diantaranya untuk mengkonsumsi yang halal dan meninggalkan yang haram. Salah satu hal menarik yang diperoleh dalam penelitian   ini   adalah   meskipun   responden menyatakan bahwa label halal penting dicantumkan dalam kemasan produk dan mereka berusaha selalu membeli produk dengan kemasan halal dengan memperhatikan ada tidaknya label halal pada produk yang mereka beli, namun jika ternyata produk yang terlanjur mereka beli ternyata tidak mencantumkan label halal sebagian responden menyatakan bahwa mereka akan tetap mengkonsumsinya dan tidak akan mereka buang atau mereka berikan pada orang lain. Dari hasil wawancara dan pertanyaan terbuka yang diajukan kepada responden, beberapa hal yang mendasari hal tersebut adalah beberapa produk makanan kecil terutama yang diproduksi oleh industri rumah tangga jarang mencantumkan label halal pada kemasan produk mereka. Responden akan lebih memperhatikan ada tidaknya label halal untuk produk-produk buatan luar negeri contohnya produk-produk Cina karena ketidakyakinan mereka akan kehalalan komposisi bahan baku untuk membuat produk tersebut.

SIMPULAN
1.      Berdasarkan penelitian ini, diketahui bahwa Aspek Religiusitas tidak berpengaruh   terhadap keputusan pembelian produk halal. Diantara 5 Dimensi Religiusitas yang terdiri dari Dimensi Ritual, Dimensi Ideologis, Dimensi Intelektual, Dimensi Pengalaman, dan Dimensi Konsekuensi, yang paling berpengaruh terhadap keputusan  pembelian  produk  halal  adalah dimensi Konsekuensi.
2.      Berdasarkan persepsi konsumen, terhadap logo halal  LPPOM-MUI dan  logo  halal  yang dikeluarkan oleh perusahaan diperoleh hasil bahwa 35% responden mempercayai label halal yang dikeluarkan perusahaan, 35% responden menyatakan bahwa mereka tidak mempercayai label halal yang dikeluarkan oleh perusahaan; 10% responden menyatakan bahwa mereka ragu-ragu dan 20% responden tidak menjawab.Dengan demikian, responden mempercayai label halal baik yang dikeluarkan oleh MUI maupun yang di keluarkan oleh perusahaan. Namun, label halal   MUI   akan   lebih   dipertimbangkan konsumen karena konsumen tidak merasa ragu-ragu akan kehalalan suatu produk.

SARAN
            Jika dilihat dari salah satu dimensi religiusitas, yaitu dimensi Konsekuensi, terlihat bahwa konsumen mempertimbangkan label halal dalam kemasan produk makanan yang dibelinya. Untuk itu, sebagai antisipasi terhadap semakin tigginya nilai-nilai religiuitas didalam masyarakat, maka  sebaiknya perusahaan makanan dalam kemasan memberikan label halal pada produknya. Perusahaan   pada tahap awal dapat menggunakan logo halal yang dibuat sendiri. Namun, diupayakan agar   kedepan, perusahaan dapat memperoleh sertifikasi halal dari LPPOM MUI, sehingga masyarakat akan semakin yakin dengan kehalalan produk makanan dalam kemasan yang dihasilkan perusahaan tersebut.
            Berdasarkan aspek perlindungan konsumen, maka sebaiknya pihak-pihak yang terkait seperti: ulama,   MUI, YLKI, dan sebagainya dapat meningkatkan pemahaman terhadap masyarakat dengan   mengedukasi   mereka   mengenai   arti pentingnya label halal yang tercantum dalam produk makanan  dalam  kemasan. Dengan demikian, masyarakat terjamin dalam mendapatkan produk makanan yang halalan thoyiban.

Nama kelompok:
1. Dewi Kartika
2. Dina Novayanti
3. Mita Anggraini Rahayu
4. Niken Mia

DAFTAR PUSTAKA
Ancok, Jamaludin dan  Fuad  Anshari  Suroso, Psikologi  Islam: Solusi  Islam  Atas Problema-                               Problema Psikologi, Pustaka Pelajar, Yogyakarta, 1995.
Al Quran dan Terjemahan, Thoha Putra, Semarang, 1995.
Assael, Henry.  (1984) Consumer Behavior and Marketing Action. Fourth Edition. Kent Publishing
              Company. Boston.
Engel, J.F Blacwell. Roger D. & Paul W. Winiard. (1997) Perilaku Konsumen. Alih Bahasa:  
               Budiyanto. F.X. Jilid II, Binapura Aksara.Jakarta.
Fishbein, M. A. & Ajzen, I. (1975). Belief, attitude, intention and behavior: An introduction to
              theory and research.. Reading, MA: Addison-Wesley.
Engel, J.F Blacwell. Roger D. & Paul W. Winiard. (1997) Perilaku Konsumen. Alih Bahasa:
             Budiyanto. F.X. Jilid I, Binapura Aksara. Jakarta.
Imron (Jurnal Cakrawala Fakultas Agama Islam UMM) Religiusitas Dan Kecerdasan Emosi
             (Perspektif Psikologi Islami).
Jalaludin, Psikologi Agama, Raja Grafindo, Jakarta, 1996.
Jamaludin   Ahmad www.biropersonel.metro.net diases pada tanggal 28 Maret 2008.
Jusmaliani & Hanny Nasution. (2008) Religiosity Aspect in Consumer Behaviour: Determinants of
              Halal Meat Consumption Centre for Economic and Development Studies, Indonesian
              Institute of Sciences Department of Marketing, Monash University Jurnal NCMR 2008.
Karijn Bonne, Iris Vermeir, Florence Bergeaud-Blackler, Wim Verbeke Determinants of halal meat
              consumption in France Journal: British Food Journal Year: 2007 Volume: 109 Issue: 5 Page:
             367-386 ISSN: 0007-070X.
Kerlinger, F.N. 1990. Asas-Asas Penelitian Behavioral, Jilid I, edisi ketiga. UGM Press, Yogyakarta.
Kotler, Philip. (1999) Manajemen Pemasaran. Analisis, Perencanaan, Implementasi, dan
            Pengendalian. Alih Bahasa:  Acelia A.H. Jilid I. Salemba Empat Jakarta.
Kotler Philip.  (1999).Manajemen  Pemasaran, Analisis Perencanaan Implementas,i dan Kontrol,
            Jilid I PT. Prenhalindo, Jakarta.
Loudon, DL and Della Bitta A.J. (1993) Consumer Behaviour Concept and Application. Mc. Grow
             Hill. New York.Masri Singarimbun dan Sofian Effendi. 1989. Metodologi Penelitian Survei.     
            LP3ES, Jakarta
Mowen, J.C. & Minor, M. (2003). Perilaku Konsumen: Jilid 1. L.Salim (penerjemah). Erlangga,
            Jakarta.
Malhotra, Naresh K. (1996). Marketing Research An Applied Orientation. Second Edition, Prentice-
            Hall International, Inc. New Yersey.
Noharuddin Nordin. Greater awareness, more options boost halal market, http://www.btimes.com.my
              (Published: 2009/04/13)
Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Balai Pustaka, Jakarta,
             1996.
Sugiono, (1999) Metode Penelitian Bisnis, Penerbit CV. ALFABETA. Bandung.
Wibisono, M. Agung, (2008). Hubungan Antara Persepsi  Konsumen  Muslim  Terhadap Labelisasi
             Halal Makanan Kaleng Dengan Pengambilan Keputusan Pembelian Pada Konsumen Muslim
             Di Surabaya, Undergraduate Theses, Unair.
Vijay Amin, Business Opportunities in Halal Food. www.abi.co.uk

http://www.posmetropadang.com.Perilaku Konsumen Sebaiknya Harus Diteliti (Sabtu, 19 Juli 2008)
www.halal-MUI.com (Diakses tanggal 20 Februari 2010).




Tidak ada komentar:

Posting Komentar