Siapa yang tidak
senang apabila memiliki banyak teman? Tentu semua orang senang memiliki banyak
teman. Semakin banyak teman, maka akan semakin banyak telinga yang mendengarkan
cerita kita, semakin banyak mata yang tertuju pada kehidupan kita, semakin
banyak tangan yang siap merangkul kita, dan semakin banyak kaki yang menemani
kita berjalan. Selain itu, akan semakin banyak juga pengalaman dan pelajaran
yang kita dapatkan. Kita yang terus beranjak dewasa, tentu bukan hanya umur
kita yang bertambah, tapi teman kita pun akan semakin bertambah, mulai dari
teman sekolah, teman kampus, teman bimbel, teman komunitas, teman kerja, teman
sosial media, bahkan teman dari kenalan teman lainnya.
Dari teman-teman
kita itu pasti ada berbagai macam fisik, sifat, sikap, kebiasaan, dan tingkah
lakunya. Saya sendiri tidak pernah memilih-milih teman, baik dari fisik ataupun
hal-hal lainnya. Apabila orang itu membuat saya nyaman berteman dengannya,
sudah pasti saya sangat menghargainya sebagai teman saya. Namun, tak jarang
saya dilupakan oleh teman lama, karena mereka sudah menemukan teman yang baru. Seringkali
saya teringat kembali kenangan-kenangan saat saya bersama mereka yang melupakan
saya. Entah apa yang harus saya lakukan, saya hanya dapat menyapa saat bertemu
dengan mereka. Kemudian saya hanya dapat melihat mereka dari kejauhan ketika
mereka bersama teman-teman barunya.
Lain halnya
dengan teman-teman saya yang lupa teman lama ketika mendapat teman baru. Adapula
teman yang tak suka saya berteman dengan salah satu teman saya yang menurutnya
sangat menyebalkan. Menurut saya, itu adalah alasan yang sangat kekanak-kanakan
untuk saya. Saya pun mengakuinya, teman saya itu memang seringkali membuat orang-orang
disekitarnya merasa kesal dengannnya, tapi bukan berarti kita harus menjauhinya
bukan? Walaupun seringkali dia bersikap buruk, tapi seringkali dia juga
bersikap baik kepada orang-orang disekitarnya. Menurut saya, tidak semua orang
bertingkah sesuai dengan keinginan kita. Oleh karena itu, kita yang sudah
semakin dewasa sebaiknya membantu teman kita yang menyebalkan itu untuk berubah
menjadi pribadi yang lebih baik. Apabila dia tetap tidak berubah, mungkin itu
memang sudah karakternya yang sulit untuk diubah. Kita sebaiknya lebih dewasa
menghadapi karakternya yang menyebalkan itu, bukan justru menjauhinya. Seringkali
saya menegurnya agar dia menghadapi teman saya itu dengan sikap yang dewasa,
tapi kebencian sudah tertanam terlalu dalam di hatinya. Saya hanya berharap
agar teman saya yang menyebalkan itu dapat berubah menjadi pribadi yang lebih
baik, agar kebencian yang ada di hati teman saya dapat memudar dan menghilang.
Selain itu, saya
juga memiliki teman yang perilakunya kurang bagus, seringkali dia bersikap
buruk kepada orang tuanya, merokok, pergi malam, dan melakukan hal-hal buruk
lainnya. Seperti yang saya katakan sebelumnya, apabila orang itu membuat saya
nyaman berteman dengannya, sudah pasti saya sangat menghargainya sebagai teman
saya. Saya sering bermain dengannya dan tak jarang saya menegurnya agar
menjauhi perilaku buruk itu. Kemudian dia sempat berkata pada saya, “Ini hidup
saya, silahkan kamu lakukan apa yang kamu mau dan biarkan saya melakukan apa
yang saya mau. Saya harap kita akan tetap berteman, karena yang terpenting saya
tidak akan membawa pengaruh buruk itu kepada kamu.” Saya pun menghargai perkataannya
dan sesuai kemauannya, saat ini saya tidak lagi menegurnya ketika dia melakukan
hal-hal buruk. Dia pun menepati perkataannya, dia sama sekali tidak pernah
mengajarkan hal-hal buruk itu kepada saya. Dia tetap melakukan hal-hal buruk
yang dia inginkan, tanpa harus merusak hubungan pertemanan kami.
Saya pernah
mendengar pernyataan seperti ini, 100 teman terlalu sedikit, 1 musuh terlalu
banyak. Oleh karenaa itu, saya sebagai manusia biasa hanya tidak ingin memiliki
musuh. Saya hanya ingin berteman dengan siapapun tanpa memandang apapun. Seringkali
orang tua saya memperingati saya, bahwa saya harus memilih teman, karena menurut
mereka teman yang buruk akan memberi pengaruh buruk kepada kita. Menurut saya,
apabila kita sudah mengetahui mana hal baik yang harus kita lakukan dan hal buruk
yang harus kita jauhkan, siapapun teman kita, kita tidak akan terkena pengaruh
buruknya. Menurut saya, manusia sama seperti baterai yang memiliki sisi
negatif, tapi sudah pasti memiliki sisi positif. Sisi positif dan negatifnya
tergantung kita bagaimana dalam menyikapinya. Sisi negatif seseorang bukan
menjadi alasan kita menghapus namanya dari daftar teman kita. Namun, sisi positif seseorang bukan menjadi
alasan untuk kita memanfaatkan kebaikannya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar