A. PENGANGGURAN
Pengangguran adalah seseorang yang tergolong
angkatan kerja (berumur 15-64 tahun) dan ingin mendapat pekerjaan, tetapi belum
dapat memperolehnya. Orang yang tidak sedang mencari kerja contohnya seperti ibu
rumah tangga, siswa sekolan smp, sma, mahasiswa perguruan tinggi, dan lain
sebagainya yang karena sesuatu hal tidak/belum membutuhkan pekerjaan.
Dalam pendekatan angkatan
kerja pengangguran dibagi menjadi 3 kelompok, yaitu:
ü Menganggur
(Unemployed), yaitu mereka yang sama
sekali tidak bekerja atau sedang mencari pekerjaan. Kelompok ini sering disebut
juga pengangguran terbuka (Open
Unemployment). Berdasarkan kelompok ini, tingkat pengguran di Indonesia
umumnya relatif rendah, yaitu 3%-5% per tahun.
ü Setengah
Menganggur (Underemployed), yaitu
mereka yang bekerja, tetapi belum dimanfaatkan secara penuh. Artinya, jam kerja
mereka dalam seminggu kurang dari 35 jam. Berdasarkan kelompok ini, tingkat pengangguran
di Indonesia relatif tinggi, karena angkanya berkisar 35% per tahun.
ü Bekerja
penuh (Employed), yaitu orang–orang
yang bekerja penuh atau jam kerjanya mencapai 35 jam per minggu.
A.1 JENIS-JENIS PENGANGGURAN
a. Pengangguran Friksional (Frictional Unemployment)
Adalah
pengangguran yang muncul akibat adanya ketidaksesuaian antara pemberi kerja dan
pencari kerja. Pengangguran ini sering disebut pengangguran sukarela.
b. Pengangguran Struktural (Struktural
Unemployment)
Adalah
pengangguran yang diakibatkan oleh perubahan struktur ekonomi dan corak ekonomi
dalam jangka panjang. Pengangguran struktuiral bisa diakibatkan oleh beberapa
kemungkinan, seperti akibat permintaan berkurang, akibat kemajuan dan
penggunaan teknologi, serta akibat kebijakan pemerintah
c. Pengangguran Siklus
Adalah
pengangguran yang diakibatkan oleh menurunnya kegiatan perekonomian (karena
terjadi resesi). Pengangguran siklus disebabkan oleh kurangnya permintaan
masyarakat (aggrerat demand).
d. Pengangguran Konjungtural (Cycle Unemployment)
Adalah
pengangguran yang diakibatkan oleh perubahan gelombang (naik-turunnya)
kehidupan perekonomian/siklus ekonomi.
e. Pengangguran Musiman
Adalah
pengangguran yang muncul akibat pergantian musim misalnya pergantian musim
tanam ke musim panen.
f. Pengangguran Teknologi
Adalah
pengangguran yang terjadi akibat perubahan atau penggantian tenaga manusia
menjadi tenaga mesin-mesin.
g. Pengangguran Struktual
Adalah
pengangguran yang menganggur akibat imbas naik turun siklus ekonomi sehingga
permintaan tenaga kerja lebih rendah daripada penawaran kerja.
A.2 SEBAB-SEBAB TERJADINYA PENGGANGURAN
Faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya pengganguran
adalah sebagai berikut:
1) Besarnya
angkatan kerja tidak seimbang dengan kesempatan kerja.
Ketidakseimbangan
terjadi apabila jumlah angkatan kerja lebih besar daripada kesempatan kerja
yang tersedia. Kondisi sebaliknya sangat jarang terjadi.
2) Struktur
lapangan kerja tidak seimbang.
3) Kebutuhan
jumlah, jenis tenaga terdidi,k dan penyediaan tenaga terdidik tidak seimbang. Apabila
kesempatan kerja jumlahnya sama atau lebih besar daripada angkatan kerja,
pengangguran belum tentu tidak terjadi. Alasannya, belum tentu terjadi
kesesuaian antara tingkat pendidikan yang dibutuhkan dan yang tersedia.
Ketidakseimbangan tersebut mengakibatkan sebagian tenaga kerja yang ada tidak
dapat mengisi kesempatan kerja yang tersedia.
4) Meningkatnya
peranan dan aspirasi Angkatan Kerja Wanita dalam seluruh struktur Angkatan
Kerja Indonesia.
5)
Penyediaan dan pemanfaatan tenaga kerja
antardaerah tidak seimbang.
Jumlah angkatan kerja disuatu daerah mungkin saja lebih besar dari kesempatan kerja, sedangkan di daerah lainnya dapat terjadi keadaan sebaliknya. Keadaan tersebut dapat mengakibatkan perpindahan tenaga kerja dari suatu daerah ke daerah lain, bahkan dari suatu negara ke negara lainnya.
Jumlah angkatan kerja disuatu daerah mungkin saja lebih besar dari kesempatan kerja, sedangkan di daerah lainnya dapat terjadi keadaan sebaliknya. Keadaan tersebut dapat mengakibatkan perpindahan tenaga kerja dari suatu daerah ke daerah lain, bahkan dari suatu negara ke negara lainnya.
A.3 DAMPAK-DAMPAK DARI PENGANGGURAN
a) Pendapatan
Nasional Riil (nyata) yang dicapai oleh masyarakat lebih rendah dari pada
pendapatan potensial (pendapatan yang seharusnya). Sehingga kemakmuran yang
dicapai masyarakat pun lebih rendah.
b) Pengangguran
menyebabkan kegiatan perekonomian menurun sehingga kegiatan pembangunan pun
akan terus menurun.
c) Tingkat
kemakmuran yang dapat dinikmati masyarakat lebih rendah daripada tingkat
kemakmuran yang mungkin dicapainya.
d) Berkurangnya
investor untuk melakukan perluasan dan pendirian industri baru. Sehingga,
tingkat investasi turun sehingga pertumbuhan ekonomi pun tidak meningkat.
e) Menambah
beban pengeluaran negara.
f) Menimbulkan
ketidak stabilan politik
g) Jumlah
penduduk miskin semakin bertambah yang berarti beban pemerintah dalam upaya
pengentasan kemiskinan kian terasa berat
h) Meningkatnya
tindak kriminalitas yang akan meresahkan masyarakat
i)
Dapat menyebabkan kehilangan kepercayaan
diri dan menimbulkan perselisihan dalam keluarga
A.4 UPAYA MENGATASI PENGANGGURAN
Adanya bermacam-macam pengangguran
membutuhkan cara-cara mengatasinya yang disesuaikan dengan jenis pengangguran
yang terjadi, yaitu:
Cara
Mengatasi Pengangguran Struktural
1. Peningkatan mobilitas modal dan tenaga
kerja
2. Segera memindahkan kelebihan tenaga
kerja dari tempat dan sector yang
kelebihan
ke tempat dan sector ekonomi yang kekurangan
3. Mengadakan pelatihan tenaga kerja untuk
mengisi formasi kesempatan
(lowongan) kerja yang
kosong, dan
4. Segera mendirikan industri padat karya
di wilayah yang mengalami
pengangguran.
Cara
Mengatasi Pengangguran Friksional
A. Perluasan kesempatan kerja dengan cara
mendirikan industri-industri baru, terutama yang bersifat padat karya
B. Deregulasi dan Debirokratisasi di
berbagai bidang industri untuk merangsang timbulnya investasi baru
C. Menggalakkan pengembangan sector
Informal, seperti home indiustri
D. Menggalakkan program transmigrasi untuk
me-nyerap tenaga kerja di sector agraris dan sector formal lainnya
E. Pembukaan proyek-proyek umum oleh
pemerintah, seperti pembangunan jembatan, jalan raya, PLTU, PLTA, dan lain-lain
sehingga bisa menyerap tenaga kerja secara langsung maupun untuk merangsang
investasi baru dari kalangan swasta.
Cara
Mengatasi Pengangguran Musiman
v Pemberian
informasi yang cepat jika ada lowongan kerja di sector lain
v Melakukan
pelatihan di bidang keterampilan lain untuk memanfaatkan waktu ketika menunggu
musim tertentu.
Cara
Mengatasi Pengangguran Siklus
ü
Mengarahkan permintaan masyarakat
terhadap barang dan jasa
ü
Meningkatkan daya beli Masyarakat.
B. INFLASI
Inflasi dan
perekonomian Indonesia sangat saling berkaitan. Apabila tingkat inflasi tinggi,
sudah dipastikan akan mempengaruhi pertumbuhan ekonomi, dimana akan melambatnya
laju pertumbuhan ekonomi. Pengertian inflasi adalah kecenderungan dari
harga-harga untuk menaik secara umum dan terus menerus. Kenaikan harga dari
satu atau dua barang saja tidak disebut inflasi. Syarat adanya kecenderungan
menaik yang teus menerus juga perlu diingat, karena kenaikan harga karena
musiman, menjelang hari-hari besar atau yang terjadi sekali saja, dan tidak
mempunyai pengaruh lanjutan tidak disebut inflasi.
B.1. MACAM INFLASI
·
Inflasi ringan (di bawah 10% setahun)
·
Inflasi sedang (antara 10 – 30% setahun)
·
Inflasi berat (antara 30 – 100% setahun)
·
Hiperinflasi (di atas 100% setahun)
B.2. DAMPAK INFLASI
Dampak inflasi terhadap
perekonomian yang pada akhirnya akan berpengaruh kepada tingkat kemakmuran
masyarakat, berikut ini dampak negatif dari inflasi:
1. Terhadap distribusi pendapatan ada
pihak-pihak yang dirugikan, diantaranya:
Inflasi
akan merugikan bagi mereka yang berpendapatan tetap, seperti;
pegawai
negeri. Contoh, amir seorang pegawai negeri memperoleh gaji Rp.
60.000.000
setahun dan laju inflasi 10%. Bila penghasilan Amir tidak
mengalami
perubahan, maka ia akan mengalami penurunan pendapatan riil
sebesar
10% x Rp. 60.000.000 = Rp. 6.000.000.
·
Kerugian akan dialami bagi mereka yang
menyimpan kekayaan dalam bentuk uang tunai.
·
Kerugian akan dialami para kreditur,
bila bunga pinjaman yang diberikan lebih rendah dari inflasi.
Di
lain pihak ada yang diuntungkan dengan adanya inflasi:
a. Orang yang persentase pendapatannya melebihi persentase kenaikan inflasi
b. Mereka yang memiliki kekayaan bukan dalam bentuk uang tunai, tetapi dalam bentuk barang atau emas.
a. Orang yang persentase pendapatannya melebihi persentase kenaikan inflasi
b. Mereka yang memiliki kekayaan bukan dalam bentuk uang tunai, tetapi dalam bentuk barang atau emas.
2. Dampak terhadap efisiensi, berpengaruh
pada:
a. Proses produksi dalam penggunaan faktor produksi menjadi tidak efesien pada saat terjadi inflasi
a. Proses produksi dalam penggunaan faktor produksi menjadi tidak efesien pada saat terjadi inflasi
b.
Perubahan daya beli masyarakat yang berdampak terhadap struktur permintaan
masyarakat terhadap beberapa jenis barang
3. Dampak inflasi terhadap output (hasil
produksi):
v inflasi
bisa menyebabkan kenaikan produksi. Biasanya dalam keadaan inflasi kenaikan
harga barang akan mendahului kenaikan gaji, hal ini yang menguntungkan produsen
v bila
laju inflasi terlalu tinggi akan berakibat turunnya jumlah hasil produksi,
dikarenakan nilai riil uang akan turun dan masyarakat tidak senang memiliki
uang tunai, akibatnya pertukaran dilakukan antara barang dengan barang.
4. Dampak inflasi terhadap pengangguran
Suatu negara yang berusaha menghentikan laju inflasi yang tinggi, berarti pada saat yang sama akan menciptakan pengangguran. Untuk melihat laju inflasi dengan tingkat pengangguran, dapat diperlihatkan dalam Kurva Philips. Kurva philip adalah kurva yang menggambarkan hubungan negatif antara inflasi dan pengangguran.
• semakin tinggi tingkat inflasi, maka tingkat pengangguran semakin rendah
• semakin rendah tingkat inflasi, maka tingkat pengangguran semakin tinggi
• pada titik E, tingkat inflasi nol dan pengangguran ada tingkat pengguna tenaga kerja penuh (full employment)
• pada titik A, tingkat inflasi negatif (deflationary gap), tingkat pengangguran lebih tinggi
• pada titik B, tingkat inflasi positif (inflationary gap), tingkat pengangguran lebih rendah.
Suatu negara yang berusaha menghentikan laju inflasi yang tinggi, berarti pada saat yang sama akan menciptakan pengangguran. Untuk melihat laju inflasi dengan tingkat pengangguran, dapat diperlihatkan dalam Kurva Philips. Kurva philip adalah kurva yang menggambarkan hubungan negatif antara inflasi dan pengangguran.
• semakin tinggi tingkat inflasi, maka tingkat pengangguran semakin rendah
• semakin rendah tingkat inflasi, maka tingkat pengangguran semakin tinggi
• pada titik E, tingkat inflasi nol dan pengangguran ada tingkat pengguna tenaga kerja penuh (full employment)
• pada titik A, tingkat inflasi negatif (deflationary gap), tingkat pengangguran lebih tinggi
• pada titik B, tingkat inflasi positif (inflationary gap), tingkat pengangguran lebih rendah.
Beberapa hal yang
berhubungan dengan inflasi:
ü DEFLASI,
daya beli uang yang mengalami peningkatan, karena jumlah uang yang beredar
relatif lebih sedikit dari jumlah barang dan jasa yang tersedia. Tujuan dari
devaluasi adalah untuk meningkatkan ekspor barang, neraca pembayaran menjadi
surplus.
ü DEFRESIASI,
penurunan nilai tukar mata uang terhadap mata uang asing yang terjadi di pasar
uang.
ü APRESIASI,
kenaikan nilai tukar suatu mata uang terhadap mata uang asing yang terjadi di
pasar uang.
ü INFLASI
TERBUKA, keadaan dimana harga-harga bergerak tak terkendali, serta terdapat
kelebihan permintaan terhadap barang.
ü SANERING,
pemotongan nilai mata uang yang dilakukan oleh pemerintah.
ü REVALUASI,
kebijakan pemerintah untuk menaikan nilai mata uang dalam negeri terhadap
valuta asing.
ü DEVALUASI,
kebijakan pemerintah untuk menurunkan nilai mata uang dalam negeri terhadap
valuta asing dengan sengaja. Deflasi dapat di atasi dengan cara pemerintah
menambah pembelanjaan, masyarakat menambah pengeluaran.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar