Total Tayangan Halaman

Rabu, 05 Juni 2013

STRUKTUR PRODUKSI, DISTRIBUSI PENDAPATAN, DAN KEMISKINAN


A.      STRUKTUR PRODUKSI
Struktur produksi adalah logika proses produksi yang menyatakan hubungan antara beberapa pekerjaan pembuatan komponen sampai menjadi produk akhir dan biasanya ditunjukkan dengan menggunakan skema. Struktur produksi nasional dapat dilihat menurut lapangan usaha dan hasil produksi kegiatan ekonomi nasional. Berdasarkan lapangan usaha struktur produksi nasional terdiri dari sebelas lapangan usaha dan berdasarkan hasil produksi nasional terdiri dari 3 sektor, yaitu sektor primer, sekunder, dan tersier.
Sejalan dengan perkembangan pembangunan ekonomi struktur produksi suatu perekonomian cenderung mengalami perubahan dari dominasi sektor primer menuju dominasi sektor sekunder dan tersier. Perubahan struktur produksi dapat terjadi, karena:
1)      Sifat manusia dalam perilaku konsumsinya yang cenderung berubah dari konsumsi barang barang pertanian menuju konsumsi lebih banyak barang-barang industri.
2)      Perubahan teknologi yang terus-menerus.
3)      Semakin meningkatnya keuntungan komparatif dalam memproduksi barang-barang industri.
Struktur produksi nasional pada awal tahun pembangunan jangka panjang ditandai oleh peranan sektor primer, tersier, dan industri. Sejalan dengan semakin meningkatnya proses pembangunan ekonomi maka pada akhir Pelita V atau kedua, struktur produksi nasional telah bergeser dari dominasi sektor primer menuju sektor sekunder.

B.      PENDAPATAN NASIONAL
B.1.   PENGERTIAN DARI PENDAPATAN NASIONAL
Pendapatan nasional adalah jumlah pendapatan yang diterima oleh seluruh Rumah Tangga Keluarga (RTK) di suatu negara dari penyerahan faktor-faktor produksi dalam satu periode, biasanya selama satu tahun.

B.2.   PENDAPATAN NASIONAL DENGAN PENDEKATAN
PRODUKSI (GDP)
GDP adalah singkatan dari Gross Domestic Product (Produk Domestik Bruto), yaitu jumlah suatu produk yang berupa barang dan jasa yang dihasilkan oleh unit-unit produksi di dalam batas wilayah suatu negara (domestik) selama satu tahun. Barang-barang yang dihasilkan termasuk barang modal yang belum diperhitungkan penyusutannya, karena jumlah yang didapatkan dari GDP bersifat bruto/kotor. Nilainya dapat dihitung dengan cara menjumlahkan seluruh kegiatan produksi yang dilakukan oleh semua pelaku/sektor ekonomi di negara tersebut, dalam kurun waktu tertentu.
Pendekatan Produksi, dengan cara menjumlahkan nilai seluruh produk yang dihasilkan suatu negara dari bidang industriagrarisekstraktifjasa, dan niagaselama satu periode tertentu. Nilai produk yang dihitung dengan pendekatan ini adalah nilai jasa dan barang jadi (bukan bahan mentah atau barang setengah jadi).
Y = [(Q1 x P1) + (Q2 x P2) + (Qn x Pn) ......]
            Keterangan:     Y = Pendapatan Nasional
P = harga                                 Q = kuantitas

B.3.   PENDAPATAN NASIONAL DENGAN PENDEKATAN
PENGELUARAN (GNP)
GNP merupakan singkatan dari Gross National Product (Produk Nasional Bruto), yaitu meliputi nilai-nilai produk yang berupa barang dan jasa yang dihasilkan oleh penduduk selama satu tahun. Termasuk hasil-hasil produksi barang dan jasa yang dihasilkan oleh warga negara yang berada di luar negeri, tetapi tidak termasuk hasil produksi perusahaan asing yang beroperasi di wilayah negara tersebut. Rumus untuk menghitung GNP:
GNP  = GDP + pendapatan faktor produksi luar negeri – pembayaran
   faktor produksi luar negeri
Keterangan:     GNP    = Gross National Product
GDP    = Gross Domestic Product
Pendekatan pengeluaran, dengan cara menghitung jumlah seluruh pengeluaran untuk membeli barang dan jasa yang diproduksi dalam suatu negara selama satu periode tertentu. Perhitungan dengan pendekatan ini dilakukan dengan menghitung pengeluaran yang dilakukan oleh empat pelaku kegiatan ekonomi negara, yaitu: rumah tangga (Consumption), pemerintah (Government), pengeluaran investasi (Investment), dan selisih antara nilai ekspor dikurangi impor.
Y = C + I + G + (X-M)
            Keterangan:     Y = Pendapatan Nasional       C = konsumsi masyarakat
I  = investasi                            G = pengeluaran pemerintah
X = ekspor                              M = impor

B.4.   PENDAPATAN NASIONAL DENGAN PENDEKATAN
PENDAPATAN (NI)
NI merupakan singkatan dari National Income (Pendapatan Nasional) adalah pendapatan nasional yang nilainya didapat dengan cara menjumlahkan semua hasil atau pendapatan yang diperoleh semua pelaku atau sektor ekonomi di Indonesia dalam kurun waktu tertentu.
Rumus :           NI = GNP – Depresiasi – Pajak tidak langsung
NI = GDP – Depresiasi – Pajak tidak langsung
Keterangan:     NI        = National Income
GNP    = Gross National Product
GDP    = Gross Domestic Product
Pendekatan Pendapatan, dengan cara menjumlahkan seluruh pendapatan (upah, sewa, bunga, dan laba) yang diterima rumah tangga konsumsi dalam suatu negara selama satu periode tertentu sebagai imbalan atas faktor-faktor produksi yang diberikan kepada perusahaan.
Y = r + w + i + p
            Keterangan:     Y  = pendapatan nasional       r = rent = sewa           
w = wage = upah/gaji              i  = interest = bunga modal
p  = profit = laba

B.5.   PENDAPATAN NASIONAL YANG SIAP DIBELANJAKAN
(Y DISPOSIBLE/DI)
Pendapatan yang siap dibelanjakan atau Disposable Income (DI) adalah pendapatan yang siap untuk dimanfaatkan guna membeli barang dan jasa konsumsi, selebihnya menjadi tabungan yang disalurkan menjadi investasi. DI diperoleh dari Personal Income (PI) dikurangi dengan pajak langsung. Pajak langsung (Direct Tax) adalah pajak yang bebannya tidak dapat dialihkan kepada pihak lain, artinya harus langsung ditanggung oleh wajib pajak. Contohnya, pajak pendapatan. Jika ditulis dalam rumus, nilainya diperoleh dari :
DI = NI + Tr –Tx langsung
        Keterangan:         Tr         = Goverment Transfer, Subsidi Pemerintah
Tx        = Pajak Langsung

B.6.    PENDAPATAN NASIONAL PER KAPITA
Pendapatan Per Kapita (Per Capita Income) adalah pendapatan rata-rata penduduk suatu negara pada suatu periode tertentu, yang biasanya satu tahun. Biasanya digunakan sebagai salah satu indikator akhir dalam melihat kemajuan pertumbuhan perekonomian suatu negara. Pendapatan per kapita ini diperoleh dengan membagi pendapatan nasioanal (GNP atau GDP) dengan jumlah penduduk di suatu negara.

C.      DISTRIBUSI PENDAPATAN NASIONAL DAN KEMISKINAN
Masalah besar yang dihadapi negara sedang berkembang adalah disparitas (ketimpangan) distribusi pendapatan dan tingkat kemiskinan. Tidak meratanya distribusi pendapatan memicu terjadinya ketimpangan pendapatan yang merupakan awal dari munculnya masalah kemiskinan. Membiarkan kedua masalah tersebut berlarut-larut akan semakin memperparah keadaan, dan tidak jarang dapat menimbulkan konsekuensi negatif terhadap kondisi sosial dan politik.
Masalah kesenjangan pendapatan dan kemiskinan tidak hanya dihadapi oleh negara sedang berkembang. Namun, negara maju sekalipun tidak terlepas dari permasalahan ini. Perbedaannya terletak pada proporsi atau besar kecilnya tingkat kesenjangan dan angka kemiskinan yang terjadi serta tingkat kesulitan mengatasinya yang dipengaruhi oleh luas wilayah dan jumlah penduduk suatu negara. Semakin besar angka kemiskinan, semakin tinggi pula tingkat kesulitan mengatasinya. Negara maju menunjukkan tingkat kesenjangan pendapatan dan angka kemiskinan yang relatif kecil dibanding negara sedang berkembang dan untuk mengatasinya tidak terlalu sulit mengingat GDP dan GNP mereka relatif tinggi. Walaupun demikian, masalah ini bukan hanya menjadi masalah internal suatu negara, namun telah menjadi permasalahan bagi dunia internasional.
Kemiskinan adalah keadaan dimana terjadi ketidakmampuan untuk memenuhi kebutuhan dasar seperti makanan, pakaian, tempat berlindung, pendidikan, dan kesehatan. Kemiskinan dapat disebabkan oleh kelangkaan alat pemenuh kebutuhan dasar, ataupun sulitnya akses terhadap pendidikan dan pekerjaan. Kemiskinan merupakan masalah global. Sebagian orang memahami istilah ini secara subyektif dan komparatif, sementara yang lainnya melihatnya dari segi moral dan evaluatif, dan yang lainnya lagi memahaminya dari sudut ilmiah yang telah mapan. Secara umum penyebab kemiskinan diantaranya:
a.       Kemalasan.
b.      Kebodohan dan pemborosan.
c.       Bencana alam.
d.      Kejahatan, misalnya dirampok
e.       Genetik dan dikehendaki Tuhan, baik genetika orang tua, tempat lahir, kondisi orang tua yang miskin
DEFINISI KEMISKINAN MENURUT BEBERAPA AHLI
ü  Sallatang (1986) kemiskinan adalah ketidakcukupan penerimaan pendapatan dan pemilikan kekayaan materi, tanpa mengabaikan standar atau ukuran-ukuran fisiologi, psikologi, dan sosial.
ü  Esmara (1986) mengartikan kemiskinan ekonomi sebagai keterbatasan sumber-sumber ekonomi untuk mempertahankan kehidupan yang layak. Fenomena kemiskinan umumnya dikaitkan dengan kekurangan pendapatan untuk memenuhi kebutuhan hidup yang layak.
ü  Basri (1995) bahwa kemiskinan pada dasarnya mengacu pada keadaan serba kekurangan dalam pemenuhan sejumlah kebutuhan, seperti sandang, pangan, papan, pekerjaan, pendidikan, pengetahuan, dan lain sebagainya.
ü  Badan Pusat Statistik (2000), kemiskinan didefinisikan sebagai pola konsumsi yang setara dengan beras 320 kg/kapita/tahun di pedesaan dan 480 kg/kapita/tahun di daerah perkotaan.
ü  Poli (1993) menggambarkan kemiskinan sebagai keadaan ketidakterjaminan pendapatan, kurangnya kualitas kebutuhan dasar, rendahnya kualitas perumahan dan aset-aset produktif, ketidakmampuan memelihara kesehatan yang baik, ketergantungan dan ketiadaan bantuan, adanya perilaku antisosial (anti-sosial behavior), kurangnya dukungan jaringan untuk mendapatkan kehidupan yang baik, kurangnya infrastruktur dan keterpencilan, serta ketidakmampuan, dan keterpisahan.
ü  Bappenas dalam dokumen Strategi Nasional Penanggulangan Kemiskinan juga mendefinisikan masalah kemiskinan bukan hanya diukur dari pendapatan, tetapi juga masalah kerentanan dan kerawanan orang atau sekelompok orang, baik laki-laki maupun perempuan untuk menjadi miskin
ü  SPECKER (1993) mengatakan bahwa kemiskinan mencakup beberapa hal, yaitu:
1.   kekurangan fasilitas fisik bagi kehidupan yang normal
2.   gangguan dan tingginya risiko kesehatan
3.   risiko keamanan dan kerawanan kehidupan sosial ekonomi dan
lingkungannya
4.   kekurangan pendapatan yang mengakibatkan tidak bisa hidup layak
5.   kekurangan dalam kehidupan sosial yang dapat ditunjukkan oleh ketersisihan
sosial



Tidak ada komentar:

Posting Komentar